Nama :
Liska Lesmana
NPM :
14511124
Kelas :
3PA08
Rangkuman
TULISAN 1
KOMUNIKASI DAN LEADERSHIP
Definisi Komunikasi
Komunikasi (dari
bahasa Latin “communis”, yang berarti untuk berbagi) adalah kegiatan
menyampaikan informasi melalui pertukaran pikiran, pesan, atau informasi,
dengan melalui pembicaraan, visual, sinyal, tulisan, atau perilaku. Ini
merupakan pertukaran informasi yang terjadi antara dua atau sekelompok orang.
Kategori komunikasi tersebut
diantaranya:
o Komunikasi lisan
atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media lainnya.
o Komunikasi
non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau
bertindak.
o Komunikasi
tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media lainnya.
o Visual: grafik,
diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi.
Dimensi Komunikasi
Dalam kehidupan organisasi ada dua dimensi, yaitu komunikasi
Internak dan komunikasi eksternal
a. komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan
antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi,
seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.
Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu: komunikasi vertikal
(pimpinan-bawahan) dan komunikasi horizontal/lateral (karyawan-karyawan).
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
Definisi Leadership
Kepemimpinan atau leadership adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
Teori Kepemimpinan
1). Teori X dan Y
(Douglas McGregor)
- Teori X yaitu teori yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah
makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
-
Teori Y yaitu teori yang memiliki
anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari
lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena
mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
perusahaan.
2). Teori sistem 4
dari Rensis Likert
Dikembangkan oleh Rensis Likert. Empat system tersebut
terdiri dari:
- Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:
manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah
para bawahan untuk melaksanakannya
- Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:
manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah
para bawahan untuk melaksanakannya
- Sistem 2,
otoritatif dan benevolent:
manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
- Sistem 3,
konsultatif:
manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
- Sistem 4,
partisipatif:
adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
3). Teori of
Leadership Pattern Choice Tannen baum and Scmidt
Tujuh "pola kepemimpinan" yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt.
Tujuh "pola kepemimpinan" yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt.
-
Kepemimpinan Pola 1: "Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas
yang ditentukan oleh superior."
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
-Kepemimpinan Pola 2: "Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan."
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
-Kepemimpinan Pola 3: "Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan."
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
-Kepemimpinan Pola 4: "Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok."
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
-Kepemimpinan Pola 5: "Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan."
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
-Kepemimpinan Pola 6: "Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar."
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
-Kepemimpinan Pola 2: "Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan."
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
-Kepemimpinan Pola 3: "Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan."
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
-Kepemimpinan Pola 4: "Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok."
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
-Kepemimpinan Pola 5: "Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan."
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
-Kepemimpinan Pola 6: "Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar."
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
-Kepemimpinan Pola 7: "Para pemimpin membuat keputusan dan
mengumumkan ke grup."
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.
TULISAN 2
MOTIVASI
Definisi Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Teori Drive (Reinforcement)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.
Teori Harapan
Teori ini
dikemukakan oleh Victor Vroom yang mendasarkan teorinya pada tiga konsep
penting, yaitu
• Harapan (expentancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku .Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai berkisar nol yang berati tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti kepastian
• Nilai (Valence) adalah akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu
• Pertautan (Inatrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengn hasil tingkat ke dua.
• Harapan (expentancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku .Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai berkisar nol yang berati tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti kepastian
• Nilai (Valence) adalah akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu
• Pertautan (Inatrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengn hasil tingkat ke dua.
Contoh : Bila kita percaya
bahwa segmen gosip akan menghadirkan hiburan bagi kita, dan kita senang
dihibur, maka kita akan memenuhi kepentingan kita dengan menonton/mendengar/
membaca acara gosip. Di pihak lain bila kita percaya bahwa bergosip itu
termasuk bergunjing dan melihatnya sebagai hal yang negatif, dan kita tidak
menyukainya, kita akan menghindar diri dari menonton/ mendengar/ membacanya.
Teori Tujuan
Hasil penelitian
Edwin Locke dan rekan-rekan (1968), menunjukkan efek positif dari teori tujuan
pada prilaku kerja. Locke menunjukan bahwa :
1. Tujuan yang cukup sulit ternyata menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang lebih mudah.
2. Tujuan khusus, cukup sulit untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi.
1. Tujuan yang cukup sulit ternyata menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang lebih mudah.
2. Tujuan khusus, cukup sulit untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi.
Tujuan-tujuan yang bersifat spesifik atau sulit cenderung
menghasilkan kinerja (performance) yang lebih tinggi. Dalam pencapaian tujuan
dilakuka melalui usaha partisipasi yang menimbulkan dampak :
(+) Acceptance/Penerimaan : sesulit apapun apabila orang telah menerima suatu pekerjaan maka akan dilaksanakan dengan baik.
(-) Timbulnya superioritas pada orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
(+) Acceptance/Penerimaan : sesulit apapun apabila orang telah menerima suatu pekerjaan maka akan dilaksanakan dengan baik.
(-) Timbulnya superioritas pada orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
Individu menetapkan
sasaran pribadi yang ingin dicapai.
Penetapan tujuan
memiliki empat macam mekanisme:
a. Tujuan adalah yang mengarahkan perhatian
b. Tujuan adalah yang mengatur upaya
c. Tujuan adalah meningkatkan persistensi
d. Tujuan adalah menunjang strategi untuk dan rencana kegiatan
Hasil penelitian Edwin Locke menunjukkan bahwa :
1. Tujuan yang cukup sulit ternyata menghasilkan tingkat kerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang lebih mudah.
2. Tujuan khusus, cukup sulit untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi
a. Tujuan adalah yang mengarahkan perhatian
b. Tujuan adalah yang mengatur upaya
c. Tujuan adalah meningkatkan persistensi
d. Tujuan adalah menunjang strategi untuk dan rencana kegiatan
Hasil penelitian Edwin Locke menunjukkan bahwa :
1. Tujuan yang cukup sulit ternyata menghasilkan tingkat kerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang lebih mudah.
2. Tujuan khusus, cukup sulit untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi
Contoh: Siswa yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan
belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat
kegiatan belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan
belajar dan mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta
memperbaiki tugas yang salah
Teori Hierarki
Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow (Mangkunegara,
2005:63-64) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai
berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu
kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan
yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu
kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan
lingkungan hidp
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki
(sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri,
yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan
diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan
untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap
sesuatu
Contoh: Semua Negara memiliki pengamanan ketat dan memiliki
system pemerintahan yang kuat agar rakyatnya mendapatkan pengamanan dan
mencegah adanya penjajahan (kebutuhan rasa aman).
Contoh artikel
Analisis : masuk
kedalam teori harapan karena para pekerja tidak termotivasi untuk bekerja keras
karena tidak adanya hubungan antara prestasi kerja dengan penghasilan. Persepsi
mereka adalah bahwa kerja keras tidak akan memberikan mereka penghasilan yang
diharapkan. Malahan, dengan adanya PHK, mereka memiliki persepsi bahwa walaupun
telah bekerja keras, kadang-kadang mereka malah mendatangkan hasil yang tidak
diinginkan, misalnya PHK. Konsisten dengan teori ini, para pekerja pun
menunjukkan motivasi yang rendah dalam melakukan pekerjannya.
TULISAN 3
MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
A. Definisi
Mengendalikan
Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan, pengendalian atau controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula.
Pengawasan, pengendalian atau controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula.
B. Langkah-Langkah dalam Kontrol
1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai
dasar pengendalian
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah
dicapai dengan melaksanakan
evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang
dimiliki
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan
standar
4. Melakukan tindakan perbaikan jika ada kesalahan atau penyimpangan,
segera melakukan perbaikan,
5. Meninjau dan menganalisis ulang rencana yaitu kembali membuat rencana
baru jika terjadi penyimpangan.
C. Tipe-Tipe dalam
Kontrol Manajemen
Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam
tiga macam tipe, atas dasar fokus aktivitas pengawasan, antara lain:
a.
Pengawasan Pendahuluan (preliminary
control)
Prosedur-prosedur pengawasan
pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa
hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil
yang direncanakan.
Pengawasan pendahuluan meliputi:
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya
manusia.
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Pengawasan pendahuluan modal
4. Pengawasan pendahuluan
sumber-sumber daya finansial
b. Pengawasan
pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Concurrent control terutama terdiri
dari tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan
mereka.
c. Pengawasan Feed Back (feed back control)
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
1. Analysis Laporan Keuangan
(Financial Statement Analysis)
2. Analisis Biaya Standar (Standard
Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality
Control)
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja
(Employee Performance Evaluation)
D. Kontrol Proses
Manajemen
Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut
yaitu :
1.
Perncanaan strategi
Perncanaan strategi adalah proses
memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam
rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan
dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan
datang.
2.
Penyusunan anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses
pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit
moneter untuk kurun waktu tertentu.
3.
Pelaksanaan
Selama tahun anggaran, manajer
melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya.
4.
Evaluasi Kerja
Pestasi kerja bisa dilihat dari
efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan
tugasnya.
Sumber:
Sunyoto Munandar,
Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.
Sihotang. A. Drs. M.B.A.
(2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr.
MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Citra.