Selasa, 02 Juli 2013

Kaitan Konsep Motivasi, Stress, dan Gender dengan Abnormalitas

Diposting oleh Liska Lesmana di 07.40 0 komentar
Nama            : Liska Lesmana
NPM             : 14511124
Kelas            : 2PA08


Abnormalitas

Abnormalitas dari beberapa segi, yaitu segi patologis, statistik, dan segi kultural/budaya.
-      Abnormal dipandang dari segi patologis
Dipandang dari segi patologis, tingkah laku abnormal itu adalah akibat suatu kecelakaan, suatu penyakit, atau status kepribadian yang kacu (disorder state), yang kita jumpai pada penderita-penderita simpton klinis tertentu.
-      Abnormal dipandang dari segi statistik
Ini merupkan pendekatan secara grafis (tertulis dan gambaran) dan secara matematis mengenai masalah siapakah yang normal dan abnormal.
-      Abnormalitas dipandang dari segi kultur/kebudayaan
      Dari segi pandang ini, tingkah laku dan sikap hidup seseorang dianggap sebagai normal atau abnormal bergantung pada lingkungan kebudayaan tempet tinggal orang tersebut.
     
A.  Kaitan konsep motivasi dengan abnormalitas
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.  Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Orang-orang yang sehat memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhannya, dengan menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya. Walaupun terdapat kesulitan dalam mencapai tingkat tertinggi, namun individu sehat selalu terus berusaha sampai pada tingkat aktualisasi diri, dimana selalu ada keinginan untuk diakui keberadaanya oleh orang banyak. Sebaliknya orang-orang yang abnormal memiliki motivasi yang tidak sesuai dengan orang normal. Karena orang abnormal tidak mampu berfungsi sepenuhnya, sehingga mereka tidak mampu memenuhi segala tuntutan dalam hidup.

B.  Kaitan stress dengan abnormalitas
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan padapeluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individuitu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. (ref:edy64). Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan. Pada dasarnya abnormalitas dan stress memiliki kaitan yang sangat erat, abnormalitas dapat muncul dari stress
C.  Kaitan gender dengan abnormalitas
Kasus abnormal ini banyak ditemui pada wanita disbanding laki-lakiAnoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponenpsikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasioenzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan.

 

Liska Lesmana Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review